Kamis, 02 Februari 2012
“PENUNJANG KEBUTUHAN PANGAN & GIZI DI KELURAHAN GUNUNG SULAH”
19.25 | Diposting oleh
Desti Wulandari |
Edit Entri
“PENUNJANG
KEBUTUHAN PANGAN
&
GIZI DI KELURAHAN GUNUNG SULAH”
Oleh
Kelompok D :
1. Annisa Fitriani (1016011029)
2. Desti Wulandari (1016011091)
3. Desty Mandriana (1016011038)
4. Dwi Aristiana Wigati (1016011040)
5. Ilham Akbar Jaya S. (1016011051)
6. Monalia Sakwati (1016011099)
7. Novirina Selly (1016011063)
8. Panca Okta Sakti (1016011106)
9. Ranalia Andriana (1016011068)
10. Vivit Karlina (1016011077)
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
LAMPUNG
TA.
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena hanya dengan
berkat rahmat dan hidayah-Nya jualah kami dapat menyelesaikan tugas dari Mata
Kuliah Perubahan Sosial yang berjudul “Penunjang
Kebutuhan Pangan dan Gizi di Kelurahan Gunung Sulah” sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
Dalam halaman tugas ini kami melibatkan warga yang
bertempat tinggal di kelurahan Gunung Sulah RT 12 , Lingkungan III dengan
tujuan untuk mewawancarai yang berkaitan dengan ketahanan pangan dan gizi di
daerah tersebut. Sampel yang kami ambil hanya 5 orang dari jumlah populasi yang
berkisar 50 orang.
Dengan selesainya tugas ini, kami mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Erna Rochana selaku Dosen Mata Kuliah Perubahan Sosial dan
teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan tugas ini.
Demikianlah dari hasil penulisan kami ini. Semoga hasil
tugas kami ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Mohon maaf apabila ada
kesalahan dalam penulisan, karena manusia tidak luput dari kesalahan.
Bandar
Lampung, 10 Desember 2011
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………………
|
i
|
KATA PENGANTAR ……………………………………...…...........................................
|
ii
|
DAFTARISI …..………………………………………………………………………......
|
iii
|
ABSTRAK .............................................................................................................................
|
1
|
BAB I.
PENDAHULUAN.....................................................................................................
|
3
|
A. Latar Belakang
.....................................................................................................
|
3
|
B. Batasan Masalah
...................................................................................................
|
4
|
C. Rumusan Masalah
.................................................................................................
|
4
|
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
............................................................................
|
4
|
BAB II. PEMBAHASAN
....................................................................................................
|
6
|
A. Teori
.....................................................................................................................
|
6
|
B. Metodologi Penelitian
...........................................................................................
|
6
|
C. Jadwal Penelitian dan Rencana Kerja
...................................................................
|
7
|
D. Hasil Penelitian
.....................................................................................................
|
7
|
BAB III. PENUTUP
.............................................................................................................
|
12
|
BAB IV. Analisis penunjang
kebutuhan pangan dan gizi dilihat dari segi perspektif sosiohistoris
perkembanga…………………………………………………………………..
|
13
|
DAFTAR
PUSTAKA…..…………………………………………………………………..
|
14
|
LAMPIRAN
.........................................................................................................................
|
15
|
ABSTRAK
Pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi merupakan faktor penting dalam
usaha pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia
seluruhnya guna meningkatkan daya saing bangsa. Namun, usaha ini terhambat
sejalan dengan meluasnya krisis pangan yang berakibat pada munculnya kasus
kurang gizi dan gizi buruk di berbagai daerah.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam menjaga stabilitas
ketahanan pangan. Namun, upaya yang dilakukan pemerintah masih kurang optimal
untuk menjaga stabilitas ketahanan pangan. Faktanya masih terdapat kasus kurang
gizi di berbagai daerah.
Menurut UU No.7/1996, Ketahanan Pangan adalah :”Kondisi di mana
terjadinya kecukupan penyediaan pangan bagi rumah tangga yang diukur dari
ketercukupan pangan dalam hal jumlah dan kualitas dan juga adanya jaminan atas
keamanan (safety), distribusi yang merata dan kemampuan membeli” (Lassa, 2005).
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu tindakan sadar pada lingkungan
sekitarnya, baik kesadaran individu maupun kesadaran kelompok.
Penulisan karya ilmiah ini
menggunakan teknik analisa data, analisa
deskriptif kualitatif. Analisa deskriptif kualitatif adalah analisa yang
digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori
untuk memperoleh kesimpulan.
Penulisan karya ilmiah ini menggunakan teknik penelitian observasi dan
metode pengumpulan data interview guidelines. Teknik observasi ini bertujuan
untuk memperoleh informasi secara langsung dari tingkah laku orang yang
diamati. Metode pengumpulan data interview guidelines yaitu melakukan wawancara
dengan menggunakan panduan atau daftar pertanyaan.
Swasembada pangan tidak sama dengan ketahanan pangan. Konsep ketahanan
pangan mengacu pada pengertian adanya ketersediaan, akses dan konsumsi pangan.
Terjadinya ketidaktahanan pangan disebabkan oleh kurangnya kesadaran
bertetangga dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga aplikasi dari peningkatan
ketahanan pangan dan gizi sangat diperlukan dalam mewujudkan stabilitas
ketahanan pangan.
Beberapa upaya yang dilakukan dalam meningkatkan ketahanan pangan dan
gizi antara lain: pelaksanaan pola peningkatan pangan dan gizi, meningkatkan
fungsi lembaga nonformal di masyarakat serta mengoptimalkan kinerja pemerintah
dalam meningkatkan ketahanan pangan dan gizi. Hal tersebut harus terealisasi
untuk menunjang ketahanan pangan dan gizi masyarakat menengah kebawah.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Manusia sebagai
individu atau anggota masyarakat akan selalu mendambakan perubahan kearah yang lebih baik, terutama
hidupnya sehari-hari. Agar keinginan tersebut dapat dicapai berbagai langkah
perlu dikerjakan. Pandangan ini juga diadopsi oleh lingkungan yang lebih besar
bahkan oleh masyarakat suatu bangsa atau negara yang diselenggarakan oleh
Pemerintah. Tindakan pemerintah yang pertama adalah mencegah kemunduran itu
sendidri terjadi. Anggota masyarakat sendiri, terutama pada tatanan pedesaan yang masyarakatnya
berada pada tingkat perekonomian menengah kebawah akan membiarkan perubahan itu
berjalan secara alami. Pemerintah tentu tidak bisa demikian, tetapi mengarahkan
dan mengawal perubahan itu menjadi yang lebih baik. Perubahan ke arah yang
lebih baik dan terencana itu yang dinamakan pembangunan. Pengarahan dan
pengawalan hendaknya merupakan politik dari suatu rezim yang memerintah
sehingga pembangunan tidak salah arah. Politik pengarahan dan pengawalan supaya
diutamakan pada masyarakat pedesaan, karena sebagaian besar atau hampir 85%
rakyat hidup di pedesaan.
Indikator penunjang pangan dan gizi untuk masyarakat
menengah kebawah adalah meliputi (1) perbaikan
gizi masyarakat; (2) aksesibilitas pangan; (3) mutu dan keamanan pangan; (4)
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan (5) kelembagaan pangan dan gizi.
Pengertian pangan
dalam praktik sehari-hari sering tidak atau kurang tepat, yaitu hanya pada
beras sema-mata. Sehingga pengertian swasembada pangan banyak diartikan sebagai
swasembada beras, artinya negara tidak perlu mendatangkan beras dari luar
negeri atau import. Pangan hendaknya diartikan sebagai bahan hasil pertanian atau olahannya yang dapat
dikonsumsi sehar-hari untuk kebutuhan hidup disertai dengan gizi yang cukup dan
berimbang, artinya protein, karbohidrat, lemak.
Pengetahuan akan
gizi sangat tergantung pada tingkat pendidikan, oleh karena itu kekurangan gizi
tidak hanya karena kemiskinan dari segi ekonomi, tetapi juga faktor ketidak
tahuan akan gizi. Pendidikan yang memadai mengenai gizi perlu diberikan pada
masyarakat agar mereka menjadi sadar gizi.
B. BATASAN MASALAH
Dalam
penelitian ini kami akan melakukan observasi tentang penunjang kebutuhan pangan
dan gizi masyarakat di kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3.
C. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana akses penunjang kebutuhan pangan
dan gizi?
2.
Apa makanan yang dikonsumsi?
3.
Mayoritas pendidikan terakhir masyarakat di
kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3?
4.
Apa bentuk kepedulian pemerintah terhadap
masyarakat di kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3?
D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan :
1.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keadaan gizi di kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3.
2.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
distribusi pangan ke kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3.
3.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
kepekaan kita terhadap masalah sosial, khususnya keadaan pangan bagi masyarakat
menengah kebawah.
Manfaat :
1.
Mengetahui fakta tentang ketahanan pangan
dan gizi di kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3.
2.
Kita sebagai generasi penerus bangsa yang
bergerak dibidang sosial harus bisa lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.
3.
Kita harus turut serta mengawasi distribusi
pangan dari pemerintah ke daerah-daerah, seperti daerah kelurahan Gunung Sulah,
RT 12, lingkungan 3.
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEORI
1.
Di Indonesia sesuai
dengan Undang-undang No. 7 Tahun 1996, pengertian ketahanan pangan adalah
kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari: (1)
tersedianya pangan secara cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya; (2) aman;
(3) merata; dan (4) terjangkau.
2.
FAO (1997) : situasi
dimana semua rumah tangga mempunyai akses baik fisik maupun ekonomi untuk
memperoleh pangan bagi seluruh anggota keluarganya, dimana rumah tangga tidak
beresiko mengalami kehilangan kedua akses tersebut.
3.
Teori evolusioner yaitu
perubahan yang menuju ke arah yang lebih baik. Manusia sebagai individu atau
anggota masyarakat akan selalu akan mendambakan perubahan kea rah yang lebih
baik. Terutama kehidupan sehari-hari. Tindakan pemerintah yang pertama adalah mencegah
kemunduran itu sendiri terjadi. Anggota masyarakat sendiri, terutama pada
tatanan pedesaan yang masyarakatnya berada pada tingkat perekonomian ke bawah
akan membiarkan perubahan itu berjalan secara alami. Pemerintah tentu tidak
bisa demikian tetapi mengarahkan dan mengawal perubahan itu menjadi yang lebih
baik. Perubahan kea rah yang lebih baik dan terencana itu yang di namakan
pembangunan.
B. METODOLOGI PENELITIAN
1. Teknik
pengumpulan data
Penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan data observasi dan interview guidelines. Teknik
observasi adalah pengumpulan data dengan mengamati secara langsung dari tingkah
laku sekelompok masyarakat yang diamati. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah interview guidelines yaitu melakukan wawancara dengan menggunakan
panduan atau daftar pertanyaan. Sampel yang diambil sebanyak 5 orang dari
jumlah keseluruhan populasi yang berkisar 50 orang.
2. Desain
penelitian
Penulisan
karya ilmiah ini menggunakan teknik analisa data, analisa deskriptif
kualitatif. Analisa deskriptif kualitatif adalah analisa yang digambarkan
dengan kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk
memperoleh kesimpulan.
3. Waktu dan
tempat pelaksanaannya
Sabtu, 10
Desember 2011, pukul 10.00 wib, di kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3.
C. JADWAL PENELITIAN DAN RENCANA KERJA
No
|
Waktu
|
Rencana
|
1
|
Rabu, 08 November 2011
|
Membuat proposal penelitian (abstrak, batasan masalah, rumusan
masalah, dan metodologi penelitian)
|
2
|
Sabtu, 10 Desember 2011
|
Observasi ke kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3
|
3
|
Senin, 12 Desember 2011
|
Mencari teori dan materi pendukung
|
4
|
Selasa, 13 Desember 2011
|
Mengolah data hasil wawancara
|
5
|
Rabu, 14 Desember 2011
|
Menyelesaikan proposal penelitian, termasuk menyimpulkan hasil
penelitian
|
6
|
Jumat, 16 Desember 2011
|
Memasukkan makalah kedalam powerpoint.
|
D. HASIL PENELITIAN
Data Penduduk Berdasarkan
Pekerjaan Di Kelurahan Gunung Sulah RT 12 Lingkungan III :
No.
|
Nama
|
Jenis
Pekerjaan
|
1.
|
Al
Musorif
|
Wirawasta
|
2.
|
Lugito
|
Karyawan
Swasta
|
3.
|
Junaidi
|
Wirawasta
|
4.
|
Sri
Wardi
|
Wirawasta
|
5.
|
Nuralin
|
Buruh
|
6.
|
Toni
Indrawan
|
Wirawasta
|
7.
|
Aceng
Iskanar
|
Wirawasta
|
8.
|
Suparno
|
Pedagang
|
9.
|
Drs.
A. Warman
|
PNS
|
10.
|
Subakhi
|
Wirawasta
|
11.
|
Heriyanto
|
Wirawasta
|
12.
|
Sudarjo
|
Buruh
Tani
|
13.
|
M.
Syarif
|
Pandai
Besi
|
14.
|
Surato
|
Wirawasta
|
15.
|
Angga
Tri Efendy
|
Buruh
|
16.
|
Aman
Suwandi
|
Wirawasta
|
17.
|
Nur
Rohim
|
Buruh
|
18.
|
Wawan
Irawan
|
Pedagang
|
19.
|
Sri
Suprati
|
Tidak
Bekerja
|
20.
|
Nurdin
|
PT KAI
|
21.
|
Alim S
|
Wirawasta
|
22.
|
Jumadi
|
Wirawasta
|
23.
|
Tiono
|
Buruh
|
24.
|
Sunarko
|
PT KAI
|
25.
|
Suratman
|
PNS
|
26.
|
Supriadi
|
Karyawan
BUMN
|
27.
|
Tbropah
|
Karyawan
Swasta
|
28.
|
Ahmad
|
Karyawan
Swasta
|
29.
|
Syafrihatin
|
Tidak
Bekerja
|
30.
|
Sarman
|
Pedagang
|
31.
|
Efendy
|
Supir
|
32.
|
Ida
Hartina
|
Ibu
Rumah Tangga
|
33.
|
M .
Solihin
|
Wirawasta
|
34.
|
Zulkifli
|
PNS
|
35.
|
Noro
Kuryano
|
Buruh
|
36.
|
Suparno
|
Pedagang
|
37.
|
Sutarno
|
Buruh
|
38.
|
Drs
Mulyakin
|
PNS
|
39.
|
Nurdin
|
PNS
|
40.
|
Suhaidi
|
PNS
|
41.
|
Roby Armanto
|
Wirawasta
|
42.
|
Tommy A
|
Polisi
|
43.
|
Masnur
|
Buruh
|
44.
|
Suharmanto
|
Buruh
|
45.
|
Dodi A
|
Karyawan
|
46.
|
Wildan
|
Karyawan
|
47.
|
Witono
|
Pedagang
Keliling
|
48.
|
Surikno
|
Buruh
|
49.
|
Junarto
|
Wirawasta
|
50.
|
Tularmin
|
Tidak
Bekerja
|
Jenis Pekerjaan | Jumlah |
Wirawasta | 14 |
Karyawan Swasta | 3 |
Buruh | 9 |
PNS | 6 |
Pedagang | 5 |
Karyawan | 2 |
Pandai Besi | 1 |
Tidak Bekerja | 3 |
Karyawan BUMN | 1 |
Supir | 1 |
Ibu Rumah Tangga | 1 |
PT KAI | 2 |
Buruh Tani | 1 |
Polisi | 1 |
Di bawah ini
adalah hasil wawancara kami yang diambil sampel sebanyak 5 responden dari
jumlah populasi keseluruhan yang berkisar 50 orang :
1.
Apa pekerjaan bapak/ibu?
Responden
1(Bapak Masrur) : buruh harian dan pedagang keliling
Responden 2
(Bapak sudarto) : buruh tani
Responden 3
(Bapak Suprihatin) : tidak bekerja
Responden 4
(Bapak Sarman) : pedagang
Responden 5
(Bapak Syarif) : pandai besi
2.
Berapa penghasilan rata-rata yang di dapat (perhari/perbulan)?
Berdasarkan
atas jawaban dari kelima responden bahwa penghasilan responden yang bekerja
berkisar antara Rp. 30.000 – Rp. 100.000 per hari, tergantung pada barang yang
terjual.
3.
Berapa jumlah anggota keluarga?
Berdasarkan
atas jawaban dari kelima responden bahwa jumlah anggota keluarga berkisar
antara 5 – 8 anggota keluarga.
4.
Bagaimana sarana dan prasarana?
Berdasarkan
atas jawaban dari kelima responden, bahwa fasilitas penunjang kebutuhan pangan
dan gizi sangat minim. Hal tersebut di lihat dari sarana yang kurang memadai
dan prasarana yang sulit di jangkau oleh masyarakat.
5.
Apakah tamatan pendidikan terakhir?
Berdasarkan
atas jawaban dari kelima responden bahwa rata-rata pendidikan terakhir adalah
tamatan SD hingga tamatan SMA.
6.
Bagaimana pentingnya kebutuhan gizi bagi
keluarga?
Berdasarkan
atas jawaban dari kelima responden mengatakan bahwa kebutuhan gizi menurut
mereka adalah prioritas utama. Namun penunjang untuk pemenuhan kebutuhan
tersebut sangat minim. Sehingga mereka terpaksa untuk memberikan makanan yang
bernilai gizi rendah.
7.
Apakah ada progam penyuluhan gizi yang
pernah di adakan? Bagaimana partisipasi masyarakat?
Berdasarkan
atas jawaban dari kelima responden bahwa hampir seluruh masyarakat mengetahui
adanya progam penyuluhan namun mereka tidak berpartisipasi untuk mengikuti
progam tersebut sehingga pengetahuan tentang gizi dan pangan semakin kurang.
8.
Apakah konsumsi sehari-hari?
Berdasarkna
atas jawaban dari kelima responden bahwa makanan pokok mereka adalah nasi.
Namun bagi sebagian besar masyarakat untuk pemenuhan gizi yang lainnya seperti
sayur dan lauk pauk masih kurang mencukupi.
9.
Apakah ada bentuk kepedulian dari pemerintah
untuk daerah ini?
Berdasarkan
atas jawaban kelima responden bahwa sebagian besar masyarakat mengatakan bahwa
mereka tidak mengaetahui adanya bantuan dalam bentuk apaun dari pemerintah.
10. Bagaimana
harapan atas keadaan gizi tersebut?
Berdasarkan
atas jawaban kelima responden bahwa pada sebagian orang mengatakan bahwa mereka
menginginkan agar daerah mereka lebih di perhatikan dalam segi kebersihan,
sarana dan prasarana penunjang pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi. Mereka juga
mengharapakan pemerintah lebih merealisasikan progam penyuluhan gizi, demi
meningkatkan kesadaran mereka tentang pentingnya kebutuhan gizi bagi keluarga.
11. Bagaimana
harapan untuk pemerintah atas keadaan gizi tersebut?
Berdasarkan
atas jawaban kelima responden bahwa mereka mengharapkan agar pemerintah lebih
memperhatikan lingkungan mereka yang kumuh tersebut dan menjadikan lingkungan
yang sehat dan tertata. Mereka juga mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah
bagi mereka yang kurang mampu.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil
penelitian di atas kami dapat menyimpulkan bahwa :
1.
Tingkat Pendidikan seseorang mempengaruhi
jumlah anak, karena orang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi,
cenderung memiliki jumlah anak yang lebih sedikit, karena mereka lebih memikirkan kesejahteraan anak-anaknya
kelak. Kemudian untuk orang yang memiliki tingkat pendidikan rendah, cenderung
memiliki anak yang lebih dari 2, karena biasanya mereka mempunyai slogan bahwa
banyak anak banyak rezeki. Padahal semakin rendah pendidikan mereka, semakin
kurang mapan dan penghasilannya juga jauh dari cukup. Jika mereka memiliki
penghasilan yang kurang dari cukup, maka pemenuhan kebutuhan gizi bagi anggota
keluarga meraka juga kurang, bahkan sangat kurang.
2.
Pengetahuan mereka tentang pentingnya
pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi sangat minim, karena pemerintah sangat
kurang dalam segi sosialisasi program penyuluhan pangan dan gizi. Begitu juga
partisipasi masyarakat terhadap program penyuluhan gizi dan pangan yang sangat
minim.
ANALISIS PENUNJANG
KEBUTUHAN PANGAN DAN GIZI DILIHAT DARI SEGI PERSPEKTIF SOSIOHISTORIS
PERKEMBANGAN
A. TEORI
EVOLUSIONER
Teori evolusioner yaitu perubahan
yang menuju ke arah yang lebih baik. Manusia sebagai individu atau anggota
masyarakat akan selalu akan mendambakan perubahan kearah yang lebih baik, terutama
kehidupan sehari-hari. Tindakan pemerintah yang seharusnya dilakukan adalah
mencegah kemunduran itu sendiri terjadi. Anggota masyarakat sendiri, terutama
pada tatanan pedesaan yang masyarakatnya berada pada tingkat perekonomian ke
bawah akan membiarkan perubahan itu berjalan secara alami.
Pemerintah tentu tidak bisa
demikian tetapi mengarahkan dan mengawal perubahan itu menjadi yang lebih baik.
Perubahan ke arah yang lebih baik dan terencana itu yang di namakan
pembangunan. Masyarakat sebenarnya sudah
pasti menginginkan perubahan yang lebih baik. Namun, kurangnya faktor-faktor
eksternal seperti sulitnya menjangkau akses jalan menuju fasilitas-fasilitas
perdagangan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
B.
A. DIMENSI
PERUBAHAN SOSIAL
1. Waktu
yang dibutuhkan perubahan masyarakat di kelurahan Gunung Sulah, RT 12,
lingkungan 3 berjalan
secara lambat dalam mendambakan kebutuhan pangan dan gizi yang lebih baik.
2. Peran
pemerintah dalam menyusun konsep pembangunan yang seharusnya mengelola
infrastruktur secara maksimal guna mensejahterakan masyarakatnya tidaklah
sedemikian rupa berjalan sesuai dengan rencana bahkan tidak terealisasikan.
3. Dibutuhkan
pembangunan yang multilinier. Pembangunan multilinier adalah pembanguanan yang
terjadi diberbagai arah. Dari hasil penelitian, kami dapat menganalisa bahwa
seharusnya di kelurahan tersebut terjadi pembangunan diberbagai arah,
contohnya: sarana, prasarana, kesehatan, dan pendidikan.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Tanggal akses : 12
Desember 2011, Waktu : 10.31 WIB. http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/10655
·
Tanggal akses : 12
Desember 2011, Waktu : 10.40 WIB. http://zaifbio.wordpress.com/2010/01/26/peningkatan-keshalehan-sosial-dalam-mewujudkan-stabilitas-ketahanan-pangan/
LAMPIRAN
Di bawah ini adalah
gambar keadaan pemukiman yang ada di daerah Sukarame Kelurahan Gunung Sulah RT
12 Lingkungan III :
Label:
Tugas Kampus
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About Me
- Desti Wulandari
- Bandar Lampung, Lampung, Indonesia
- * Mahasiswi Universitas Lampung * Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik * Jurusan Sosiologi'10
Total Tayangan Halaman
Pengikut
Labels
- ✿ ♥ ✿ (1)
- 2013 m (1)
- Alone (1)
- ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL (1)
- Beberapa Cara Membaypass Login Mikrotik Wi-Fi (HotSpot) (1)
- BELIEVE (1)
- Cara Membuat Subtitle indonesia dari Film Luar (1)
- Cara Rahasia Shortcut Ctrl+Enter pada Browser (1)
- CATNIP [Nepeta Cataria] (1)
- Curhat (2)
- health (3)
- Hope (1)
- Idul Adha 1433H (1)
- Kemaro Island (1)
- LAST MESSAGE FULL MEANING OF LIFE WITH HUMILITY (1)
- Mangan (1)
- Mengenang (1)
- Mungilnya Strawberry ku_^ (1)
- Nilai dan Norma (1)
- pengetahuan (1)
- Politik Hukum (1)
- Pray (1)
- Ramadhan (2)
- Sains (2)
- SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU (1)
- STORY (4)
- Tanpa Nama ... ??? (1)
- Teknologi (1)
- Tips (2)
- Tree (1)
- Tugas Kampus (80)
- Unik (20)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar