Kamis, 02 Februari 2012

PostHeaderIcon “PENUNJANG KEBUTUHAN PANGAN & GIZI DI KELURAHAN GUNUNG SULAH”


“PENUNJANG KEBUTUHAN PANGAN
& GIZI DI KELURAHAN GUNUNG SULAH”



Oleh Kelompok D :

              1. Annisa Fitriani               (1016011029)
2. Desti Wulandari             (1016011091)
3. Desty Mandriana            (1016011038)
4. Dwi Aristiana Wigati              (1016011040)
5. Ilham Akbar Jaya S.                 (1016011051)
6. Monalia Sakwati            (1016011099)
7. Novirina Selly                           (1016011063)
8. Panca Okta Sakti             (1016011106)
9. Ranalia Andriana           (1016011068)
10. Vivit Karlina                         (1016011077)



FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
TA. 2011




KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT karena hanya dengan berkat rahmat dan hidayah-Nya jualah kami dapat menyelesaikan tugas dari Mata Kuliah Perubahan Sosial yang berjudul “Penunjang Kebutuhan Pangan dan Gizi di Kelurahan Gunung Sulah” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Dalam halaman tugas ini kami melibatkan warga yang bertempat tinggal di kelurahan Gunung Sulah RT 12 , Lingkungan III dengan tujuan untuk mewawancarai yang berkaitan dengan ketahanan pangan dan gizi di daerah tersebut. Sampel yang kami ambil hanya 5 orang dari jumlah populasi yang berkisar 50 orang.
Dengan selesainya tugas ini, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Erna Rochana  selaku Dosen Mata Kuliah Perubahan Sosial dan teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan tugas ini.
Demikianlah dari hasil penulisan kami ini. Semoga hasil tugas kami ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan, karena manusia tidak luput dari kesalahan.


Bandar Lampung, 10  Desember  2011




DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL  ………………………………………………………………………
i
KATA PENGANTAR ……………………………………...…...........................................
ii
DAFTARISI  …..………………………………………………………………………......
iii
ABSTRAK .............................................................................................................................
1
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................................
3
A. Latar Belakang  .....................................................................................................
3
B. Batasan Masalah ...................................................................................................
4
C. Rumusan Masalah .................................................................................................
4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................
4
BAB II. PEMBAHASAN ....................................................................................................
6
A. Teori .....................................................................................................................
6
B. Metodologi Penelitian ...........................................................................................
6
C. Jadwal Penelitian dan Rencana Kerja ...................................................................
7
D. Hasil Penelitian .....................................................................................................
7
BAB III. PENUTUP .............................................................................................................
12
BAB IV. Analisis penunjang kebutuhan pangan dan gizi dilihat dari segi perspektif sosiohistoris perkembanga…………………………………………………………………..     

13
DAFTAR PUSTAKA…..…………………………………………………………………..
14
LAMPIRAN .........................................................................................................................
15




ABSTRAK


Pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi merupakan faktor penting dalam usaha pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya guna meningkatkan daya saing bangsa. Namun, usaha ini terhambat sejalan dengan meluasnya krisis pangan yang berakibat pada munculnya kasus kurang gizi dan gizi buruk di berbagai daerah.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam menjaga stabilitas ketahanan pangan. Namun, upaya yang dilakukan pemerintah masih kurang optimal untuk menjaga stabilitas ketahanan pangan. Faktanya masih terdapat kasus kurang gizi di berbagai daerah.
Menurut UU No.7/1996, Ketahanan Pangan adalah :”Kondisi di mana terjadinya kecukupan penyediaan pangan bagi rumah tangga yang diukur dari ketercukupan pangan dalam hal jumlah dan kualitas dan juga adanya jaminan atas keamanan (safety), distribusi yang merata dan kemampuan membeli” (Lassa, 2005). Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu tindakan sadar pada lingkungan sekitarnya, baik kesadaran individu maupun kesadaran kelompok.
Penulisan karya ilmiah ini menggunakan teknik  analisa data, analisa deskriptif kualitatif. Analisa deskriptif kualitatif adalah analisa yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
Penulisan karya ilmiah ini menggunakan teknik penelitian observasi dan metode pengumpulan data interview guidelines. Teknik observasi ini bertujuan untuk memperoleh informasi secara langsung dari tingkah laku orang yang diamati. Metode pengumpulan data interview guidelines yaitu melakukan wawancara dengan menggunakan panduan atau daftar pertanyaan.
Swasembada pangan tidak sama dengan ketahanan pangan. Konsep ketahanan pangan mengacu pada pengertian adanya ketersediaan, akses dan konsumsi pangan. Terjadinya ketidaktahanan pangan disebabkan oleh kurangnya kesadaran bertetangga dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga aplikasi dari peningkatan ketahanan pangan dan gizi sangat diperlukan dalam mewujudkan stabilitas ketahanan pangan.
Beberapa upaya yang dilakukan dalam meningkatkan ketahanan pangan dan gizi antara lain: pelaksanaan pola peningkatan pangan dan gizi, meningkatkan fungsi lembaga nonformal di masyarakat serta mengoptimalkan kinerja pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan dan gizi. Hal tersebut harus terealisasi untuk menunjang ketahanan pangan dan gizi masyarakat menengah kebawah.




BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai individu atau anggota masyarakat akan selalu mendambakan   perubahan kearah yang lebih baik, terutama hidupnya sehari-hari. Agar keinginan tersebut dapat dicapai berbagai langkah perlu dikerjakan. Pandangan ini juga diadopsi oleh lingkungan yang lebih besar bahkan oleh masyarakat suatu bangsa atau negara yang diselenggarakan oleh Pemerintah. Tindakan pemerintah yang pertama adalah mencegah kemunduran itu sendidri terjadi. Anggota masyarakat sendiri, terutama  pada tatanan pedesaan yang masyarakatnya berada pada tingkat perekonomian menengah kebawah akan membiarkan perubahan itu berjalan secara alami. Pemerintah tentu tidak bisa demikian, tetapi mengarahkan dan mengawal perubahan itu menjadi yang lebih baik. Perubahan ke arah yang lebih baik dan terencana itu yang dinamakan pembangunan. Pengarahan dan pengawalan hendaknya merupakan politik dari suatu rezim yang memerintah sehingga pembangunan tidak salah arah. Politik pengarahan dan pengawalan supaya diutamakan pada masyarakat pedesaan, karena sebagaian besar atau hampir 85% rakyat hidup di pedesaan.
Indikator penunjang pangan dan gizi untuk masyarakat menengah kebawah adalah meliputi (1) perbaikan gizi masyarakat; (2) aksesibilitas pangan; (3) mutu dan keamanan pangan; (4) perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan (5) kelembagaan pangan dan gizi.
Pengertian pangan dalam praktik sehari-hari sering tidak atau kurang tepat, yaitu hanya pada beras sema-mata. Sehingga pengertian swasembada pangan banyak diartikan sebagai swasembada beras, artinya negara tidak perlu mendatangkan beras dari luar negeri atau import. Pangan hendaknya diartikan sebagai bahan  hasil pertanian atau olahannya yang dapat dikonsumsi sehar-hari untuk kebutuhan hidup disertai dengan gizi yang cukup dan berimbang, artinya protein, karbohidrat, lemak.
Pengetahuan akan gizi sangat tergantung pada tingkat pendidikan, oleh karena itu kekurangan gizi tidak hanya karena kemiskinan dari segi ekonomi, tetapi juga faktor ketidak tahuan akan gizi. Pendidikan yang memadai mengenai gizi perlu diberikan pada masyarakat agar mereka menjadi sadar gizi.

B. BATASAN MASALAH
Dalam penelitian ini kami akan melakukan observasi tentang penunjang kebutuhan pangan dan gizi masyarakat di kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3.

C. RUMUSAN MASALAH
1.        Bagaimana akses penunjang kebutuhan pangan dan gizi?
2.        Apa makanan yang dikonsumsi?
3.        Mayoritas pendidikan terakhir masyarakat di kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3?
4.        Apa bentuk kepedulian pemerintah terhadap masyarakat di kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3?

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan :
1.      Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan gizi di kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3.
2.      Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi pangan ke kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3.
3.      Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kepekaan kita terhadap masalah sosial, khususnya keadaan pangan bagi masyarakat menengah kebawah.
Manfaat :
1.      Mengetahui fakta tentang ketahanan pangan dan gizi di kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3.
2.      Kita sebagai generasi penerus bangsa yang bergerak dibidang sosial harus bisa lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.
3.      Kita harus turut serta mengawasi distribusi pangan dari pemerintah ke daerah-daerah, seperti daerah kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3.






BAB II
PEMBAHASAN

A. TEORI
1.        Di Indonesia sesuai dengan Undang-undang No. 7 Tahun 1996, pengertian ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari: (1) tersedianya pangan secara cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya; (2) aman; (3) merata; dan (4) terjangkau.
2.        FAO (1997) : situasi dimana semua rumah tangga mempunyai akses baik fisik maupun ekonomi untuk memperoleh pangan bagi seluruh anggota keluarganya, dimana rumah tangga tidak beresiko mengalami kehilangan kedua akses tersebut.
3.        Teori evolusioner yaitu perubahan yang menuju ke arah yang lebih baik. Manusia sebagai individu atau anggota masyarakat akan selalu akan mendambakan perubahan kea rah yang lebih baik. Terutama kehidupan sehari-hari. Tindakan pemerintah yang pertama adalah mencegah kemunduran itu sendiri terjadi. Anggota masyarakat sendiri, terutama pada tatanan pedesaan yang masyarakatnya berada pada tingkat perekonomian ke bawah akan membiarkan perubahan itu berjalan secara alami. Pemerintah tentu tidak bisa demikian tetapi mengarahkan dan mengawal perubahan itu menjadi yang lebih baik. Perubahan kea rah yang lebih baik dan terencana itu yang di namakan pembangunan.  

B. METODOLOGI PENELITIAN
1.      Teknik pengumpulan data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data observasi dan interview guidelines. Teknik observasi adalah pengumpulan data dengan mengamati secara langsung dari tingkah laku sekelompok masyarakat yang diamati. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah interview guidelines yaitu melakukan wawancara dengan menggunakan panduan atau daftar pertanyaan. Sampel yang diambil sebanyak 5 orang dari jumlah keseluruhan populasi yang berkisar 50 orang.
2.      Desain penelitian
Penulisan karya ilmiah ini menggunakan teknik analisa data, analisa deskriptif kualitatif. Analisa deskriptif kualitatif adalah analisa yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
3.      Waktu dan tempat pelaksanaannya
Sabtu, 10 Desember 2011, pukul 10.00 wib, di kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3.


C. JADWAL PENELITIAN DAN RENCANA KERJA

No
Waktu
Rencana
1
Rabu, 08 November 2011
Membuat proposal penelitian (abstrak, batasan masalah, rumusan masalah, dan metodologi penelitian)
2
Sabtu, 10 Desember 2011
Observasi ke kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3
3
Senin, 12 Desember 2011
Mencari teori dan materi pendukung
4
Selasa, 13 Desember 2011
Mengolah data hasil wawancara
5
Rabu, 14 Desember 2011
Menyelesaikan proposal penelitian, termasuk menyimpulkan hasil penelitian
6
Jumat, 16 Desember 2011
Memasukkan makalah kedalam powerpoint.

D. HASIL PENELITIAN
Data Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Di Kelurahan Gunung Sulah RT 12 Lingkungan III :
No.
Nama
Jenis Pekerjaan
1.
Al Musorif
Wirawasta
2.
Lugito
Karyawan Swasta
3.
Junaidi
Wirawasta
4.
Sri Wardi
Wirawasta
5.
Nuralin
Buruh
6.
Toni Indrawan
Wirawasta
7.
Aceng Iskanar
Wirawasta
8.
Suparno
Pedagang
9.
Drs. A. Warman
PNS
10.
Subakhi
Wirawasta
11.
Heriyanto
Wirawasta
12.
Sudarjo
Buruh Tani
13.
M. Syarif
Pandai Besi
14.
Surato
Wirawasta
15.
Angga Tri Efendy
Buruh
16.
Aman Suwandi
Wirawasta
17.
Nur Rohim
Buruh
18.
Wawan Irawan
Pedagang
19.
Sri Suprati
Tidak Bekerja
20.
Nurdin
PT KAI
21.
Alim S
Wirawasta
22.
Jumadi
Wirawasta
23.
Tiono
Buruh
24.
Sunarko
PT KAI
25.
Suratman
PNS
26.
Supriadi
Karyawan BUMN
27.
Tbropah
Karyawan Swasta
28.
Ahmad
Karyawan Swasta
29.
Syafrihatin
Tidak Bekerja
30.
Sarman
Pedagang
31.
Efendy
Supir
32.
Ida Hartina
Ibu Rumah Tangga
33.
M . Solihin
Wirawasta
34.
Zulkifli
PNS
35.
Noro Kuryano
Buruh
36.
Suparno
Pedagang
37.
Sutarno
Buruh
38.
Drs Mulyakin
PNS
39.
Nurdin
PNS
40.
Suhaidi
PNS
41.
Roby Armanto
Wirawasta
42.
Tommy A
Polisi
43.
Masnur
Buruh
44.
Suharmanto
Buruh
45.
Dodi A
Karyawan
46.
Wildan
Karyawan
47.
Witono
Pedagang Keliling
48.
Surikno
Buruh
49.
Junarto
Wirawasta
50.
Tularmin
Tidak Bekerja


Jenis Pekerjaan      Jumlah
Wirawasta 14
Karyawan Swasta 3
Buruh 9
PNS 6
Pedagang 5
Karyawan 2
Pandai Besi 1
Tidak Bekerja 3
Karyawan BUMN 1
Supir 1
Ibu Rumah Tangga 1
PT KAI 2
Buruh Tani 1
Polisi 1


Di bawah ini adalah hasil wawancara kami yang diambil sampel sebanyak 5 responden dari jumlah populasi keseluruhan yang berkisar 50 orang :
1.        Apa pekerjaan bapak/ibu?
Responden 1(Bapak Masrur) : buruh harian dan pedagang keliling
Responden 2 (Bapak sudarto) : buruh tani
Responden 3 (Bapak Suprihatin) : tidak bekerja
Responden 4 (Bapak Sarman) : pedagang
Responden 5 (Bapak Syarif) : pandai besi 
2.      Berapa penghasilan rata-rata yang di dapat (perhari/perbulan)?
Berdasarkan atas jawaban dari kelima responden bahwa penghasilan responden yang bekerja berkisar antara Rp. 30.000 – Rp. 100.000 per hari, tergantung pada barang yang terjual.
3.      Berapa jumlah anggota keluarga?
Berdasarkan atas jawaban dari kelima responden bahwa jumlah anggota keluarga berkisar antara 5 – 8 anggota keluarga.
4.      Bagaimana sarana dan prasarana?
Berdasarkan atas jawaban dari kelima responden, bahwa fasilitas penunjang kebutuhan pangan dan gizi sangat minim. Hal tersebut di lihat dari sarana yang kurang memadai dan prasarana yang sulit di jangkau oleh masyarakat.
5.      Apakah tamatan pendidikan terakhir?
Berdasarkan atas jawaban dari kelima responden bahwa rata-rata pendidikan terakhir adalah tamatan SD hingga tamatan SMA.
6.      Bagaimana pentingnya kebutuhan gizi bagi keluarga?
Berdasarkan atas jawaban dari kelima responden mengatakan bahwa kebutuhan gizi menurut mereka adalah prioritas utama. Namun penunjang untuk pemenuhan kebutuhan tersebut sangat minim. Sehingga mereka terpaksa untuk memberikan makanan yang bernilai gizi rendah.
7.      Apakah ada progam penyuluhan gizi yang pernah di adakan? Bagaimana partisipasi masyarakat?
Berdasarkan atas jawaban dari kelima responden bahwa hampir seluruh masyarakat mengetahui adanya progam penyuluhan namun mereka tidak berpartisipasi untuk mengikuti progam tersebut sehingga pengetahuan tentang gizi dan pangan semakin kurang.
8.      Apakah konsumsi sehari-hari?
Berdasarkna atas jawaban dari kelima responden bahwa makanan pokok mereka adalah nasi. Namun bagi sebagian besar masyarakat untuk pemenuhan gizi yang lainnya seperti sayur dan lauk pauk masih kurang mencukupi.
9.      Apakah ada bentuk kepedulian dari pemerintah untuk daerah ini?
Berdasarkan atas jawaban kelima responden bahwa sebagian besar masyarakat mengatakan bahwa mereka tidak mengaetahui adanya bantuan dalam bentuk apaun dari pemerintah.
10.  Bagaimana harapan atas keadaan gizi tersebut?
Berdasarkan atas jawaban kelima responden bahwa pada sebagian orang mengatakan bahwa mereka menginginkan agar daerah mereka lebih di perhatikan dalam segi kebersihan, sarana dan prasarana penunjang pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi. Mereka juga mengharapakan pemerintah lebih merealisasikan progam penyuluhan gizi, demi meningkatkan kesadaran mereka tentang pentingnya kebutuhan gizi bagi keluarga.
11.  Bagaimana harapan untuk pemerintah atas keadaan gizi tersebut?
Berdasarkan atas jawaban kelima responden bahwa mereka mengharapkan agar pemerintah lebih memperhatikan lingkungan mereka yang kumuh tersebut dan menjadikan lingkungan yang sehat dan tertata. Mereka juga mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah bagi mereka yang kurang mampu.



BAB III
PENUTUP


KESIMPULAN
Dari hasil penelitian di atas kami dapat menyimpulkan bahwa :
1.      Tingkat Pendidikan seseorang mempengaruhi jumlah anak, karena orang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, cenderung memiliki jumlah anak yang lebih sedikit, karena  mereka lebih memikirkan kesejahteraan anak-anaknya kelak. Kemudian untuk orang yang memiliki tingkat pendidikan rendah, cenderung memiliki anak yang lebih dari 2, karena biasanya mereka mempunyai slogan bahwa banyak anak banyak rezeki. Padahal semakin rendah pendidikan mereka, semakin kurang mapan dan penghasilannya juga jauh dari cukup. Jika mereka memiliki penghasilan yang kurang dari cukup, maka pemenuhan kebutuhan gizi bagi anggota keluarga meraka juga kurang, bahkan sangat kurang.

2.      Pengetahuan mereka tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi sangat minim, karena pemerintah sangat kurang dalam segi sosialisasi program penyuluhan pangan dan gizi. Begitu juga partisipasi masyarakat terhadap program penyuluhan gizi dan pangan yang sangat minim.
 






ANALISIS PENUNJANG KEBUTUHAN PANGAN DAN GIZI DILIHAT DARI SEGI PERSPEKTIF SOSIOHISTORIS PERKEMBANGAN


A.    TEORI EVOLUSIONER
Teori evolusioner yaitu perubahan yang menuju ke arah yang lebih baik. Manusia sebagai individu atau anggota masyarakat akan selalu akan mendambakan perubahan kearah yang lebih baik, terutama kehidupan sehari-hari. Tindakan pemerintah yang seharusnya dilakukan adalah mencegah kemunduran itu sendiri terjadi. Anggota masyarakat sendiri, terutama pada tatanan pedesaan yang masyarakatnya berada pada tingkat perekonomian ke bawah akan membiarkan perubahan itu berjalan secara alami.

Pemerintah tentu tidak bisa demikian tetapi mengarahkan dan mengawal perubahan itu menjadi yang lebih baik. Perubahan ke arah yang lebih baik dan terencana itu yang di namakan pembangunan.  Masyarakat sebenarnya sudah pasti menginginkan perubahan yang lebih baik. Namun, kurangnya faktor-faktor eksternal seperti sulitnya menjangkau akses jalan menuju fasilitas-fasilitas perdagangan yang dibutuhkan oleh masyarakat.





B. 
A.    DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL
1.      Waktu yang dibutuhkan perubahan masyarakat di kelurahan Gunung Sulah, RT 12, lingkungan 3 berjalan secara lambat dalam mendambakan kebutuhan pangan dan gizi yang lebih baik.
2.      Peran pemerintah dalam menyusun konsep pembangunan yang seharusnya mengelola infrastruktur secara maksimal guna mensejahterakan masyarakatnya tidaklah sedemikian rupa berjalan sesuai dengan rencana bahkan tidak terealisasikan.
3.      Dibutuhkan pembangunan yang multilinier. Pembangunan multilinier adalah pembanguanan yang terjadi diberbagai arah. Dari hasil penelitian, kami dapat menganalisa bahwa seharusnya di kelurahan tersebut terjadi pembangunan diberbagai arah, contohnya: sarana, prasarana, kesehatan, dan pendidikan.




DAFTAR PUSTAKA


·         Tanggal akses : 12 Desember 2011, Waktu : 10.31 WIB. http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/10655







LAMPIRAN
Di bawah ini adalah gambar keadaan pemukiman yang ada di daerah Sukarame Kelurahan Gunung Sulah RT 12 Lingkungan III :

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

Foto Saya
Desti Wulandari
Bandar Lampung, Lampung, Indonesia
* Mahasiswi Universitas Lampung * Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik * Jurusan Sosiologi'10
Lihat profil lengkapku

Total Tayangan Halaman

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
Chococat is a registered trademark of Sanrio Co., Ltd. ("Sanrio"), and the images are copyrighted by Sanrio.