Senin, 19 November 2012
the story of the apple tree
19.59 | Diposting oleh
Desti Wulandari |
Edit Entri
Andrie Wongso (sebagai narator)
Yang sangat mencintai seorang bocah laki2
Setiap hari si bocah berlarian
Mendatangi pohon tersebut
Dia merangkai daunnya dan dikenakan sebagai mahkota
Kadang bocah ini memanjat / bermain ayunan di antara dahan2
pohon
Saat lapar dia juga makan buah apelnya
Setelah letih bermain si bocah pun tertidur
Di keteduhan bayangan si pohon
Si bocah sangat mencintai pohon ini
Dan pohon pun demikian pula
Waktu cepat berlalu... si bocah tumbuh menjadi dewasa
Pohon merasa kesepian tanpa keriangan si bocah
Suatu hari si bocah yang telah dewasa
Datang kembali di bawah pohon
“hai anak muda Silahkan naik ke badan ku seperti dulu,” kata pohon dengan
riang
"Makanlah buahku ayo kita bermain lagi," lanjutnya
Si bocah menjawab:
"Aku bukan anak kecil lagi Aku tidak akan memanjat pohon Dan bermain seperti dulu..."
“maaf” kata pohon aku tidak punya uang, nak”
“ambilah buah apel dan daunku juallah kepasar kau akan
mendapatkan uang bergembiralah"
Si bocah bersemangat segera memanjat dan memetik apel di
pohon lalu membawanya pergi...
Lama sekali setelah itu si bocah tidak datang lagi
Pohon merasa sedih dan sepi
Hingga suatu hari si bocah datang kembali pohon merasa
sangat gembira hingga bergetar
“ayo nak, naiklah ke badanku bermainlah seperti dulu”
“ aku sangat sibuk tidak sempat lagi bermain memanjat pohon
“ kata si bocah
“aku ingin sebuah rumah u/ menghangatkan diri” bisakah kamu
memberi?" Tanya si bocah berharap
Pohon pun menjawab : “aku tidak punya rumah hutan adalah
rumahku”
"Tapi kamu bisa membelah hutan dan memotong dahan ku u/
membuat rumah"
Si bocah segera menebang dahan di pohon dan membawanya pergi...
Namun lama sekali setelah itu... si bocah tidak datang lagi
Saat si bocah datang lagi, saking gembiranya pohon tidak
mampu berkata banyak :
"ayo nak,bermainlah"
"ayo nak,bermainlah"
“aku sudah tua “ bocah yang sudah berumur itu melanjutkan
“aku ingin sebuah perahu yang bisa membawaku pergi. Bisakah
kau memberiku sebuah perahu?”
“Tebanglah aku dan buatlah perahu. pergilah berlayar dengan
gembira,” kata si pohon.
Si bocah tua pun menebang kayu dan membawanya pergi...
Setelah sekian lama si bocah tua kembali datang
Si bocah tua menjawab: “aku pun sudah tua, yang aku butuhkan
tidak banyak lagi”
“ aku hanya ingin tempat yang tenang untuk beristirahat
karena aku sangat latih”
“tepat sekali. Aku sisa pohon yang sudah tua, sangat tepat
u/ kamu gunakan u/ duduk”
“mari nak, beristirahat di badanku”
Si bocah tua pun dengan badan terbungkuk meletakkan diri di
atas pohon u/ beristirahat
Sahabat,...
pohon ini sama dengan ayah / ibu kita
saat mereka kesepian sendirian, saat mereka membutuhkan
kita, di manakah kita, anak-anaknya berada?
Semua telah diberikan kepada kita. Berapa banyak waktu yang
kita sisihkan u/ mereka.
Berapa perhatian yang telah kita berikan kepada mereka
Suatu hari kelak kita pun akan menjadi seperti pohon itu,
Semoga kita pun bisa menjadi pohon yang berbahagia
sumber:
sumber:
Label:
STORY
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About Me

- Desti Wulandari
- Bandar Lampung, Lampung, Indonesia
- * Mahasiswi Universitas Lampung * Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik * Jurusan Sosiologi'10
Total Tayangan Halaman
355773
Pengikut
Labels
- ✿ ♥ ✿ (1)
- 2013 m (1)
- Alone (1)
- ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL (1)
- Beberapa Cara Membaypass Login Mikrotik Wi-Fi (HotSpot) (1)
- BELIEVE (1)
- Cara Membuat Subtitle indonesia dari Film Luar (1)
- Cara Rahasia Shortcut Ctrl+Enter pada Browser (1)
- CATNIP [Nepeta Cataria] (1)
- Curhat (2)
- health (3)
- Hope (1)
- Idul Adha 1433H (1)
- Kemaro Island (1)
- LAST MESSAGE FULL MEANING OF LIFE WITH HUMILITY (1)
- Mangan (1)
- Mengenang (1)
- Mungilnya Strawberry ku_^ (1)
- Nilai dan Norma (1)
- pengetahuan (1)
- Politik Hukum (1)
- Pray (1)
- Ramadhan (2)
- Sains (2)
- SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU (1)
- STORY (4)
- Tanpa Nama ... ??? (1)
- Teknologi (1)
- Tips (2)
- Tree (1)
- Tugas Kampus (80)
- Unik (20)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar