Kamis, 03 November 2011
SOSIOLOGI
09.23 | Diposting oleh
Desti Wulandari |
Edit Entri
Apakah
sosiologi itu? bagaimana latar belakang munculnya ? apa manfaat mempelajari ?
Munculnya
sosiologi sebagai sebuah ilmu, selain merupakan hasil dari proses empiricall-historis,
juga merupakan hasil dari proses perkembangan pemikiran filosofis. Fenomena
empiris yang melatarbelakangi situasi sosial-politik di Eropa Barat pada abad
ke-15 sampai dengan abad ke-18 sangat mempengaruhi perkembangan
sosiologis,disamping munculnya pandangan-pandangan filosofis tentang positivisme,
yaitu mencari penjelasan semua gejala alam dan sosial dengan mengacu pada
deskripsi dan hukum ilmiah.
Penjelasan
yang bersifat historis dan filosofis, mengantarkan pada pemahaman tentang pokok
bahasan sosiologi yang membedakan dengan ilmu sosial lainnya, yang akan
memberikan jawaban tentang hakekat dari sosiologi. Kompleksitas permasalahan
yang mendorong lahirnya pemikiran sosiologi telah memberikan sumbangan yang
besar bagi keragaman cara pandang, sehingga sosiologi dinyatakan sebagai ilmu
dengan paradigma majemuk (’a multiple paradigm science’).
SEJARAH
SOSIOLOGI SEBAGAI SEBUAH ILMU
Menurut
Berger dan Berger, pemikiran sosiologi berkembang ketika masyarakat menghadapi
’ancaman terhadap hal yang selama ini dianggap benar dan seharusnya, yang
menjadi pegangan manusia’ (threats to the taken-for-granted world).
Maksudnya yaitu, suatu keadaan masyarakat dimana tatanan sosial (’social
order’) yang diyakini oleh sebagian besar anggota masyarakat terancam oleh
berbagai bentuk perubahan.
Sampai
abad ke-18 Eropa Barat didominasi oleh sistem feodalisme yang sangat elitis dan
mapan. Perkembangan yang terjadi kemudian, mengikuti tumbuhnya kapitalisme pada
akhir abad ke-15, adalah munculnya kesadaran bahwa dominasi feodalisme sangat
menghambat perkembangan kelompok intelektual serta kelas menengah. Bangkitnya
kelas menengah mewarnai sebuah proses perubahan jangka panjang, seperti
tumbuhnya kapitalisme,perubahan sosial dan politik, meningkatnya
individualisme, serta lahirnya ilmu pengetahuan modern. Dua revolusi penting
pada abad ke-18, ialah (1) Revolusi Industri, (2) Revolusi Perancis
(Laeyendecker, 1983:11-43).
Gejolak
sosial dan politik yang terjadi pada masa itu telah menggoncang masyarakat
Eropa, serta menggoyahkan tatanan sosial yang lama mapan. Faktor ini merupakan
penyebab utama mengapa pemikiran sosiologi mulai berkembang secara serentak di
beberapa negara Eropa (Inggris, Perancis, Jerman), Pada masa inilah peran para
tokoh sosiologi klasik berawal. Mendorong para pemikir dan intelektual mencari
jawaban yang rasional, serta menemukan formula yang mampu menguraikan semua
gejala sosial yang muncul. Lahirlah kemudian pemikiran cemerlang tentang
masyarakat, perubahan sosial serta konflik sosial dari tokoh-tokoh seperti,
Auguste Comte (1798-1857), Herbert Spencer (1820-1903), Karl Marx (1818-1883),
Emile Durkheim (1858-1917) dan Max Weber (1864-1920). Mereka ini kemudian
diakui oleh para tokoh sosiologi abad 20 (tokoh sosiologi modern) sebagai
perintis awal serta peletak dasar pemikiran sosiologi, sebagai ’the founding
fathers’, dan oleh Lewis Coser dianggap sebagai ’masters of sociological
thought’, yang memberikan sumbangan penting bagi lahir dan berkembangnya
sosiologi sebagai sebuah ilmu.
Nama
”sosiologi” merupakan ciptaan Auguste Comte. Pemikiran filsafat Comte
memberikan sumbangan penting bagi sosiologi, dan mendorong perkembangan
sosiologi, dalam bukunya : ’Course de Philosophie Positive’.Yang berisi
pandangannya mengenai hukum kemajuan manusia dan masyarakat yang melewati tiga
tahap. Tahap pertama adalah teologi, yaitu manusia mencoba menjelaskan
gejala di sekitarnya dengan mengacu pada hal-hal yang bersifat adikodrati atau
supranatural. Tahap kedua adalah metafisika, yaitu manusia mengacu pada
kekuatan metafisik atau abstrak. Pada tahap ketiga, tahap positif, yaitu
manusia mencari penjelasan gejala alam maupun sosial mangacu pada deskripsi
ilmiah.
Karena
memperkenalkan metode positif ini maka Comte dikenal sebagai perintis
positivisme. Pada pandangan Comte, sosiologi harus merupakan ilmu yang sama
ilmiahnya dengan ilmu pengetahuan alam. Dengan kata lain sosiologi harus
menjadi sebuah ilmu yang positif. Ciri metode positif mendasarkan pada cara
berpikir ilmiah, bahwa obyek yang dikaji harus berupa fakta, dan kajian harus
bermanfaat, serta mengarah pada kepastian dan kecermatan. Sarana yang digunakan
dalam metode positif adalah :1) pengamatan, 2) perbandingan, 3) eksperimen, 4)
metode historis. Penjelasan tentang hubungan antar manusia atau gejala-gejala
masyarakat harus melalui rasionalisasi yang positif. Kegiatan kajian sosiologi
yang tidak menggunakan metode pengamatan, perbandingan, eksperimen, ataupun
historis.
Auguste
Comte memang mendapat kehormatan sebagai bapak sosiologi melalui karya filsafat
positifnya. Namun demikian, Emile Durkheim menempati posisi penting dalam
mengembangkan sosiologi sebagai disiplin yang berdiri sendiri. Peranan Durkheim
yang terpenting adalah pada usahanya dalam merumuskan obyek studi sosiologi,
dan memberikan rumusan penting dalam metode untuk mendekati dan mengamati obyek
studi.
Pandangan
Comte yang masih abstrak tentang filsafat positif kemudian diperjelas oleh
Durkheim dengan meletakkan sosiologi di atas dunia empiris. Dua karyanya yang besar dan berpengaruh adalah Suicide (1968)
dan The Rule of Sociological Method (1965). Suicide adalah hasil
karya Durkheim yang didasarkan atas hasil penelitian empiris terhadap gejala
bunuh diri sebagai suatu fenomena sosial. Melalui karya ini Durkheim menegaskan
bahwa obyek studi sosiologi adalah fakta sosial (social fact), yang
untuk memahaminya diperlukan suatu kegiatan penelitian empiris, sama halnya
dengan ilmu pengetahuan alam. Sedangkan The Rule of Sociological Method
berintikan konsep-konsep dasar tentang metode yang dapat dipakai untuk
melakukan penelitian empiris dalam lapangan sosiologi.
POKOK
BAHASAN DALAM SOSIOLOGI
Untuk
membangun pemahaman tentang ruang lingkup serta pokok bahasan sosiologi. Dengan
memahami Istilah sosiologi yang berasal dari kata dalam bahasa Yunani socius
(kawan) dan logos (ilmu), lalu dinyatakan bahwa obyek formal sosiologi
adalah hubungan antar orang.
Pengertian
sosiologi sering juga dikacaukan dengan pekerjaan sosial (social worker).
Sebenarnya sosiologi tidak dapat secara langsung menjawab kebutuhan-kebutuhan
semacam itu, dalam arti tidak mempersiapkan secara khusus profesi sebagai
penyuluh atau counselling, atau membantu memecahkan persoalan pribadi.
Namun demikian bukan berarti sosiologi tidak mempunyai kontribusi dalam usaha
memecahkan persoalan semacam itu. Sosiologi telah membangun banyak teori yang
berpijak pada asumsi-asumsi dasar dan perspektif tertentu, serta memiliki
metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan untuk membuat evaluasi,
interpretasi dan bahkan juga prediksi.
Perhatian
sosiologi terhadap fenomena sosial yang terjadi tidak semata-mata membuat
deskripsi, atau merentang perbedaan dan persamaan karakteristik fenomena sosial
yang berkembang, akan tetapi juga memperlihatkan tendensi-tendensi atau
kecenderungan-kecenderungan yang terjadi. Sosiologi mampu menerangkan dan
menafsirkan apa yang ada di balik fenomena sosial tersebut berdasarkan teori
atau penelitian, dan tidak memberikan penilaian berdasarkan baik dan buruk pada
sebuah tindakan sosial. Sehingga, tindakan sosial tertentu yang bagi orang awam
terasa aneh, tidak wajar atau menyimpang, melalui sosiologi dapat menjadi sesuatu
yang menarik, dan dapat ditelusuri pangkal-tolak kemunculannya dengan
menggunakan berbagai sudut pandang. Hal ini merupakan bukti obyektivitas
sosiologi sebagai sebuah ilmu.
Beberapa
contoh definisi sosiologi adalah, kajian ilmiah tentang man’s social life
(kehidupan sosial), atau tentang human relationships and their consequences
(hubungan antar orang dan konsekuensi-konsekuensinya), dan juga tentang social
behaviour (tindakan sosial). Tentunya
semua definisi ini benar adanya, namun kerapkali dianggap kurang rinci dan
masih belum mampu membedakan sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya. Tidak
mudahnya menarik definisi sebuah disiplin ilmu kemasyarakatan, dalam hal ini
sosiologi, bisa dipahami karena, pertama, apa yang ditangkap dan dikonstruksi
oleh seorang ahli tentang disiplin tersebut sangat dipengaruhi oleh kepentingan
dan fokus perhatiannya ketika itu; yang kedua, begitu banyaknya faktor yang
berperan dan berubah pada masalah sosial yang tumbuh dalam masyarakat sehingga
orientasi pokok kajian sebuah disiplin menjadi sulit diselaraskan.
Water dan Crook
menyatakan (Sunyoto Usman, 2004:hal 6-7) bahwa : “Sociology is the
systematic analysis of the structure of social behaviour” (sosiologi adalah
analisis yang sistematis tentang struktur tindakan sosial).
Dalam definisi ini
terdapat sedikitnya empat elemen penting.
Pertama, pokok kajian adalah
tindakan sosial, dan bukan tindakan individual. Tindakan sosial berarti
tindakan yang diorientasikan pada orang lain, mempunyai konsekuensi bagi orang
lain, atau merupakan akibat dari tindakan orang lain (ada hubungan timbal
balik). Kedua, tindakan sosial yang dipelajari adalah
tindakan yang berstruktur. Struktur disini berarti pola atau regulasi. Oleh
karena itu analisis sosiologi dapat mengidentifikasi akar, proses, dan
implikasi dari tindakan sosial yang diamati. Dalam konteks ini, sosiologi
bukanlah semata-mata memberikan penjelasan deskriptif, tetapi berusaha memahami
kaitan antara elemen-elemen tindakan sosial.
Ketiga, penjelasan
sosiologi bersifat analitis. Ini berarti bahwa dalam menjelaskan tindakan
sosial, sosiologi berlandaskan pada prinsip-prinsip teori dan metodologi
penelitian tertentu (scientific thought), dan bukan berdasarkan konsensus-konsensus
yang hanya berlaku khusus (common sense).
Keempat, penjelasan
sosiologi adalah sistematis, artinya dalam memahami tindakan sosial sosiologi
menempatkan diri sebagai disiplin yang mengikuti aturan-aturan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Beberapa
diskusi mengenai pokok bahasan sosiologi memberi gambaran bahwa ternyata
cakupan dan ruang lingkup perhatian sosiologi cukup luas, meliputi
mikrososiologi dan makrososiologi (menurut Inkeles, dalam Kamanto
Sunarto:2004,hal.18-21). Mikrososiologi disebut juga sebagai ’the sociology
of everyday life situation’, atau sosiologi kehidupan sehari-hari, yang
mengkhususkan diri pada fenomena antar individu disaat mereka berinteraksi
tatap muka, bertindak dan berkomunikasi. Sedangkan makrososiologi disebut
sebagai the ’sociology of social structures’ atau sosiologi struktur
sosial, yang mempelajari masyarakat secara keseluruhan serta hubungan antar
bagian dalam masyarakat. Dalam hal ini masyarakat dipandang sebagai sesuatu
yang melebihi kumpulan individu yang membentuknya. Diantara mikrososiologi dan
makrososiologi, ada lingkup pokok bahasan yang disebut mesososiologi yang lebih
menekankan pada institusi sosial. Dengan demikian Alex Inkeles menyatakan bahwa
sosiologi memiliki tiga pokok bahasan yang khas, yaitu hubungan sosial,
institusi, dan masyarakat.
Hubungan
antara metode, teori dan paradigma Sosiologi, dapat dilihat dalam tabel berikut
ini :
No
|
Paradigma
|
Gambaran dasar pokok permasalahan
|
Teori
|
Metode
|
Eksemplar
|
1
|
FAKTA SOSIAL
|
Obyek :
|
STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN KONFLIK
|
Metode Survei dengan Kuesioner dan wawancara
|
EMILE DURKHEIM :
The Rules of Sociological Method,
Suicide
|
2
|
DEFINISI SOSIAL
|
Subyek :
|
|
Pengamatan, verstehen
|
MAX WEBER : Tindakan Sosial
|
3
|
PERILAKU SOSIAL
|
Perilaku manusia deterministik : penghargaan dan
hukuman
|
PERILAKU (Burgers & Bushell, Homans)
|
Eksperimen
|
B.F.SKINNER : Perilaku Sosial
|
Durkheim membangun
konsep fakta sosial yang kemudian diterapkannya dalam mempelajari gejala bunuh
diri, dan dimaksudkan untuk memisahkan sosiologi dari arena psikologi dan
filsafat. Menurut Durkheim, fakta sosial harus dinyatakan sebagai sesuatu yang
berada diluar individu dan bersifat memaksa. Ada dua tipe dasar dari fakta
sosial, yakni : struktur sosial dan pranata sosial. Paradigma ini memandang tindakan
individu sebagai tindakan yang ditentukan oleh norma-norma, nilai-nilai, serta
struktur sosial.
Eksemplar
paradigma definisi sosial adalah karya Max Weber tentang ’tindakan sosial’.
Weber tertarik pada makna subyektif yang diberikan individu terhadap tindakan
mereka, dan tidak tertarik untuk mempelajari fakta sosial yang bersifat makro
seperti struktur sosial dan pranata sosial. Bagi Weber yang menjadi pokok
persoalan sosiologi adalah proses pendefinisian sosial dan akibat-akibat dari
suatu aksi serta interaksi sosial. Paradigma ini secara pasti memandang
individu sebagai orang yang aktif menciptakan kehidupan sosialnya sendiri,
sementara struktur dan pranata sosial hanya merupakan kerangka tempat proses
pendefinisian sosial dan proses interaksi berlangsung.
Paradigma perilaku
sosial menetapkan pokok persoalan sosiologi adalah perilaku atau tingkahlaku
dan kemungkinan perulangannya, serta memusatkan perhatiannya kepada hubungan
saling pengaruh antara individu dan lingkungannya, atau dengan kata lain tingkahlaku
individu yang berlangsung dalam hubungannya dengan faktor lingkungan. Pandangan
ini lebih mengarahkan pendekatannya pada psikologi, dimana Skinner mencoba
menerjemahkan prinsip-prinsip psikologi aliran behaviourisme ke dalam
sosiologi. Teori, gagasan, dan praktek yang dilakukannya telah memegang peranan
penting dalam pengembangan sosiologi behaviour.
Pengetahuan
tentang adanya tiga paradigma ini tidak berkaitan dengan penganutan dalam
mempelajari konsep-konsep dan teori-teori sosiologi. Pada kenyataannya,
sosiologi modern berkembang melampaui perbedaan-perbedaan ini. Berbagai
komponen dalam masing-masing paradigma saling menyesuaikan diri ke arah
hubungan yang harmonis. Eksemplar pada suatu paradigma tertentu mendapat
pengakuan dari hampir semua orang. Keseluruhan pendekatan teoritis dalam
masing-masing paradigma diakui sebagai persamaan yang mendasar, meskipun
terdapat perbedaan dalam orientasi teoritis. Metode yang disukai oleh
masing-masing paradigma jelas sekali saling terpaut dengan masing-masing
paradigma. Menjadi jelas disini bahwa dalam mempelajari sosiologi dan melakukan
pendekatan dengan menggunakan konsep-konsep sosiologi, seorang pelajar
sosiologi harus memahami benar tentang keragaman konsep yang muncul, serta
pendekatan-pendekatan yang nampaknya bertentangan, serta kemungkinan adanya
perbedaan paradigma yang mungkin menjadi penyebabnya.
SUMBER BACAAN
Johnson, Doyle
Paul,1986, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, Jakarta : Gramedia
Laeyendecker,L,
1983, Tata, Perubahan, dan Ketimpangan : Suatu Pengantar Sejarah Sosiologi,
Jakarta : Gramedia
Ritzer,
George,1985, Sosiologi - Ilmu Berparadigma Ganda, Jakarta : Rajawali
Sunarto,
Kamanto,2004, Pengantar Sosiologi, Jakarta: FEUI
Usman, Sunyoto, Sosiologi
– Sejarah, Teori dan Metodologi,2004, Yogyakarta: CIRED
Asriwandari,Hesti. 2008,Multi paradigma dalam Sosiologi
sebuah penantar, UNRI
Label:
Tugas Kampus
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About Me
- Desti Wulandari
- Bandar Lampung, Lampung, Indonesia
- * Mahasiswi Universitas Lampung * Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik * Jurusan Sosiologi'10
Blog Archive
-
▼
2011
(67)
-
▼
November
(22)
- MESIN-MESIN PEMERINTAHAN
- TEORI KONFLIK
- Paper UTS Perubahan Sosial
- PERAPIAN DATA
- SUMBER-SUMBER DATA DEMOGRAFI
- Paradigma Sosial
- SOSIOLOGI
- Paradigma-paradigma Sosiologi
- Hukum Waris Islam
- PRODUKSI
- PERKAWINAN DALAM ISLAM
- Filsafat Hukum
- Politik Hukum
- Disiplin Hukum Empiris
- Disiplin Konsep Hukum
- Disiplin Hukum Normatif
- DISIPLIN ILMU HUKUM
- SUMBER HUKUM
- KERAGAMAN ARTI DAN CARA PEMBEDAAN HUKUM
- HUKUM DAN MASYARAKAT
- Analogi
- Chi-Square
-
▼
November
(22)
Total Tayangan Halaman
Pengikut
Labels
- ✿ ♥ ✿ (1)
- 2013 m (1)
- Alone (1)
- ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL (1)
- Beberapa Cara Membaypass Login Mikrotik Wi-Fi (HotSpot) (1)
- BELIEVE (1)
- Cara Membuat Subtitle indonesia dari Film Luar (1)
- Cara Rahasia Shortcut Ctrl+Enter pada Browser (1)
- CATNIP [Nepeta Cataria] (1)
- Curhat (2)
- health (3)
- Hope (1)
- Idul Adha 1433H (1)
- Kemaro Island (1)
- LAST MESSAGE FULL MEANING OF LIFE WITH HUMILITY (1)
- Mangan (1)
- Mengenang (1)
- Mungilnya Strawberry ku_^ (1)
- Nilai dan Norma (1)
- pengetahuan (1)
- Politik Hukum (1)
- Pray (1)
- Ramadhan (2)
- Sains (2)
- SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU (1)
- STORY (4)
- Tanpa Nama ... ??? (1)
- Teknologi (1)
- Tips (2)
- Tree (1)
- Tugas Kampus (80)
- Unik (20)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar