Senin, 12 Maret 2012

PostHeaderIcon Pengertian Tentang Teori Kritis dan Sejarah Pemikiran Mazhab Frankfurt


Pengertian Tentang Teori Kritis dan Sejarah Pemikiran Mazhab Frankfurt

Istilah Teori Kritis sudah lama diterapkan dalam rentang yang sangat luas terhadap beberapa teori dan disiplin ilmu yang berbeda. Dalam arti sempit, Teori Kritis merujuk kepada pandangan yang diusung oleh Mazhab Frankfurt terutama tulisan-tulisan awal yang dibuat oleh Max Horkheimer, Theodor W Adorno dan Herbert Marcuse. Teori Kritis sendiri didefinisikan sebagai jenis teori sosial yang berasal dari para pemikir Marxis Barat di Institut Riset Sosial, Universitas Frankfurt. Itulah sebabnya gagasan Teori Kritis juga disebut sebagai gagasan Mazhab Frankfurt. Generasi pertama dari Mazhab Frankfurt selain Horkheimer, Marcuse dan Adorno juga adalah Walter Benjamin, Erich Fromm, Leo Lowental, Franz Neumann, Otto Kirchheimer dan Frederick Pollock. Dengan demikian, sebagai program multidisiplin dari filsafat hingga sejarah dan ilmu sosial pemikiran Teori Kritis mendapat banyak pengaruh dari Immanuel Kant dan Neo-kantianisme, Georg Wilhelm Friedrich Hegel dan idealisme Jerman, Marx Weber serta Sigmund Freud. Hanya saja Teori Kritis lebih dipahami sebagai pembaruan gagasan Marxisme yang terinspirasi dari tulisan-tulisan Georg Lukács dan Karl Korsch. Marxisme yang diperbaharui ini berangkat dari perubahan realitas sejarah dalam kapitalisme modern dan integrasi wilayah keilmuan yang sudah sepenuhnya ditinggalkan oleh Marxisme tradisional seperti filsafat dan teori politik, studi budaya dan psikologi sosial. Menjelang Perang Dunia II berlangsung seraya dengan kebangkitan Sosialisme Nasional di Jerman, tahun 1933 Institut pindah ke Jenewa dan kemudian tahun 1934 pindah Amerika Serikat hingga akhirnya kembali ke Jerman pada tahun 1950.

Gagasan awal Teori Kritis dililhami oleh tulisan Karl Marx yakni Theses on Feuerbach. Dalam tulisan tersebut Marx menyatakan bahwa para “filsuf memberi banyak interpretasi yang berbeda terhadap dunia, namun yang terpenting adalah bagaimana mengubah dunia”. Dalam hal ini Teori Kritis menolak upaya positivisme logis untuk menemukan atau menerapkan hukum universal ke dalam ilmu sosial. Positivisme logis menyatakan bahwa ilmu pengetahuan atau sains modern telah direduksi secara total menjadi sistem administrasi yang semata-mata bersifat rasional dan teknologi murni.

Berbeda dengan Marx, untuk menghadapi hal tersebut Teori Kritis lebih berfokus kepada suprastruktur dibandingkan basis ekonomi dari masyarakat. Selain itu Teori Kritis juga menekankan pandangan terhadap nilai-nilai moral, politik dan agama. Di sini dipahami bahwa Teori Kritis memiliki klaim bahwa pengetahuan bersifat relatif terhadap kepentingan manusia dan oleh sebab itu diperkenalkan suatu rentang yang luas dari kritisisme budaya ke dalam teori sosial Marxis. Teori Kritis bermaksud menelanjangi pemahaman yang keliru dan melekat tentang persepsi akal budi ideal pada kondisi sosial politik masyarakat kapitalis. Dengan demikian Teori Kritis berupaya untuk mengidentifikasi kemungkinan perubahan sosial, sekaligus mempromosikan bentuk refleksi diri dan masyarakat yang bebas dari dominasi. Dengan demikian, Gagasan dasar Teori Kritis adalah untuk menjembatani jurang antara riset substantif dan filsafat. Teori Kritis ingin menggabungkan kedua cabang pengetahuan tersebut ke dalam satu bentuk refleksi yang mengambil model filsafat sejarah Hegel. Untuk bisa mencapai hal tersebut, maka sangat diperlukan teori sejarah yang mampu menjelaskan kekuasaan efektif dari akal budi yang bersandar kepada prosesnya sendiri. Asumsi dasar dari konsep filsafat sejarah semacam itu berasal dari gagasan Max Horkheimer dan Herbert Marcuse yang memiliki akar tradisi pemikiran Marxis.

Menjadi catatan bahwa yang membedakan Teori Kritis dengan gagasan Marxis pada awalnya adalah bukan prinsip-prinsip teoritis, melainkan obyektif atau tujuan secara metodologis yakni semacam pengakuan terhadap ilmu empiris. Itulah sebabnya adalah satu tujuan Teori Kritis juga berupa penggabungan kerja secara sistematis dari seluruh riset disiplin ilmu-ilmu sosial ke dalam teori masyarakat yang bersifat materialistis. Hal ini dianggap akan mampu memfasilitasi percampuran antara ilmu sosial yang bersifat akademis dengan teori Marxis.


0 komentar:

Posting Komentar

About Me

Foto Saya
Desti Wulandari
Bandar Lampung, Lampung, Indonesia
* Mahasiswi Universitas Lampung * Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik * Jurusan Sosiologi'10
Lihat profil lengkapku

Total Tayangan Halaman

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
Chococat is a registered trademark of Sanrio Co., Ltd. ("Sanrio"), and the images are copyrighted by Sanrio.